Relasi Sastra dan Spirit Feminitas
Oleh: Salama Elmie
Di sini saya akan
mencoba sedikit belajar dengan
sepengatahuan saya dalam memahami gender dan sastra yang bisa saja keduanya
memiliki keterkaitan. Gender di sisni berasal dari bahasa inggris ”gender” yang berarti
jenis kelamin. Jika dari pengetahuan saya selama ini
gender ialah perbedaan yang tampak
antara laki-laki dan perempuan di lihat dari segi nilai, dan tingkah laku dan
juga perbedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan, dan
juga merupakan peran, perilaku yang dianggap layak antara laki-laki dan
perempuan .
Dalam bukunya Nazaruddin Umar, Argumen Kesetaraan
Jender “Perspektif Al-Qur’an Elaine showalter mengartikan jender lebih dari sekedar
perbedaan antara laki-laki dan perempuan ia melihat dari konstruksi sosial dan
budaya, ia juga menekankan sebagai konsep analisis.
Dalam kamus bahasa indonesia
sastra kita mengenal sastra dengan sebutan kesustaraan yang memiliki imbauan ke-an,
kata dasar sastra ialah karangan atau tulisan.
Selanjutnya tentang apa yang di
maksud dengan sastra jika menurut pemahaman saya sastra ialah karya tulis yang
bersifat imajinatif dan menggunakan bahasa yang indah, indah disini dalam
artian ialah karya yang jika diibaratkan dengan seorang perempuan itu, perempuan
yang seksi maka karya sastra bisa dikatakan indah.
Sastra Karangan yang imajinatif
yang ada dalam pikiran kita lalu di ungkapkan atau di tuangkan dalam bentuk
tulisan, misalnya ketika kita sedih atau senang atau bisa saja kita
mengungkapkan kenyataan sosial yang ada di sekitar kita atau juga peristiwa
yang terjadi pada orang lain, maka di situ kita mencoba mengungkapkannya dalam
bentuk tulisan, seperti puisi, cerpen, novel, dan lain-lain.
Nah sekarang jika di kaitkan
dengan puisinya Matroni Muserang yang berjudul wanita yang kalah, sudah sangat jelas bahwa dalam puisi tersebut
unsur-unsur gender ada di dalamnya, ada kata-kata yang menjelaskan tentang
nilai dan tingkah laku peran wanita dalam ranah sosial. Dalam puisi tersebut
seakan-akan mencoba mengingatkan wanita, bahwa seharusnya wanita tidak menjadi
lemah seperti yang ada dalam puisinya Matroni muserang tersebut, seperti Wahai
wanita yang di cipta dengan Indah/ dimanakah kamu, kata Rendra, dimanakah
karomah kau simpan.
0 komentar
Posting Komentar