Basmalah diawal Jalan
Dari perkampungan inilah
cerita akan cinta dan kedamaian
mengisi kebahagian dan juga
kerinduan
akan lahir sebangai sejarah
entah dari ujung mana
kita akan memulainya
memahami setiap detik
berdengup di jantung
membuatku semakin berjalan
didalamnya
jalan ku akrapi
agar kita tak lagi tersesat
di arah yang tak pernah kita temui
mari kita tinggalkan arah jalan
berbeda itu
mulai menghitung kesepian teramat
dalam
maka izinkan aku mengucap basmalah
sebelum langkah kakiku memulaimya.
Madura 2014
Do’a Perkampungan
Angin sampai ke dada
memahami detak jantung bersama sepi
gigil dalam genggaman
mengeja perasaan
musim menabur luka
semua terasa nyeri
menjalani setiap detak kehidupan
di perkampuangan
aku telah menemukan sepi
dari kesekian kalinya
melihat orang –orang berlalu lalang
merantau mencari uang
di kota
yang dulu tak pernah ia kenali
jalan memberi kabar atas kesepian
menemukan huruf waktu tersesat
di ruang masa lalu
matahari tanpak lesu
merindukan keramaian
di tinggalkan oleh mereka
hanyalah daun-daun gugur
dan pohon tak yang lagi berbuah
sementara aku
mengeja perkampuangan ini sengatlah
resah
ketika keramain perkampungan tak
lagi dibangun
Madura 2014
Ku Lihat Tangis Di Wajahmu
kulihat tangis diwajahmu
ketika purnama benar-benar sunyi
sekepal jantungmu berdengup
mengajari menyimak setiap kata
menjelmakan namamu
untuk memahamimu
mengharuskan ku membaca dan
berpulang ke kampung halaman
meski ada sebentuk luka
di sana jiwamu menari
di lembah paling sunyi
sementara jiwa berlari
mengejar setiap detak gemetar
diruang kau hadiahi rindu
aku mencoba memberi puisi dalam
jiwa
agar luka tak begitu dalam
memunguti rasa takut
menjelma didadamu
maka sampai disini saja
kau termenung dan takut
pada setiap jalan berliku
sebab air matamu bukan untuk
ketakutan
melainkan untuk merinduiNya
jogja 2014
Bulan Sabit Sebelum Kepulangan
Telah kusampaikan
setelah meninggalkan tangis bayang
seperti lengkung alismu
menyampaikan segala kerisauan
dan segala luka
diruang kedamaian aku merasakan
sepi dalam kesepian
jiwaku merapal setiap kepulangan mu
tanpa menerpa kenangan
dan rindu kau tanam dalam sepi
gigil dalam genggaman
dari ketiadaan inilah
aku belajar menata segala rasa
tercipta dalam kehidupan
mengamini setiap do’a
yang ku eja
setiap kali aku mengenangmu dalam
kenangan
dari rasa sepi inilah
akan ku eja setiap detak semesta
dalam jiwa.
agar aku benar-benar ada
Jogja 2014

0 komentar
Posting Komentar