Tangisan kalung sunyi
Tangan-tangan
berkeliaran
Menatap
dalam-dalam
Tentang
langkah,tentang malam
Yang
menghitung satu persatu
Dari
mata yang berasap.
Waktu
terus melangkah
Dan
tak menemukan arah
Atap-atap
tak menjelma.
Disini
aku mengucap kata-kata
Dan
tata bahasa
Dengan
resah,dengan gelisah
Yang
menggulunng waktu tak bermakna.
Ah..siang
, ah... malam
Matahari
yang tak lagi menjelma dalam tubuh
Mungkinkah
semua terkubur jadi tanah?
Dan
kini tinggal tangis di sepanjang jalan
Yang
menekuni setiap kedip mata
Tapi
semua tak bermakna
Ketika
semua orang tak ada yang melihat.
Jogja, oktober 2013

0 komentar
Posting Komentar