Kamis, 22 Januari 2015

Di Ruang Puisi Salama elmie

Di Ruang Puisi
 
Di kota ini aku merapatkan segala genggaman
dari getar gemuruh para pahlawan
dari banyak kata yang tak usai kujelajahi

di kota belantara aku terus berjalan
menata kata dan menata hidup dalam kehidupan

aku kembali membaca bentuk-bentuk luka
menebar segala cahaya dan rasa 
di atas dingding setiap asa 
dari jejak buku yang terus aku baca
menuju perkampungan cahaya 

kos bali, 2014

Pengaduan

Matamu mulai nanar dengan sepi
mengajakku mengembara
rindu yang mengendap di ruang dada
dari kata yang mulai menyisahkan luka

sementara tak kutemukan apa-apa
kecuali tubuh sepi yang mati

Pada malam aku mengadu
pada sepi aku bertemu
pada jejak aku meminta waktu untuk setia
pada perjumpaan di satu titik yang bernama rahasia

Jogja “UIN SuKa” 2014

(diruang pusi dan pengaduan di muat di indo pos tgl 04 agustus 2014)


Kalender yang tak bisa ku baca

Akan ku catat
Sebelum usia tiada
Bahkan sebelum angin yang meresap
Pada waktu yang menghilang
Sekalipun tentang waktu akan ku catat dalam diam

Dibenakku banyak tanda Tanya
Sementara untuk ku temui jawab
Dan menemukan kata-kata sudah mulai tersesat
Pada kekosongan yang tak bermakna

Dikalender tak bermakna
Aku mencoba memasukinya
merapalkan do’a sebelum melangkah
Sementara jalan tak memberi arah
Untuk menemukan huruf-huruf sajakku yang dulu

Lalu di waktu yang lain
Aku seperti membuat jalan baru
Agar menemukan huruf sajakku
Menjadikaannya kata-kata
Dan berdiri menjadi sajak
Sampai semuanya tak menjadi sia-sia

Jogja 2014

Atau kah aku yang tak sadar ?

di kedalaman matamu
ku pelajari segala jalan berliku
diantara batu-batu, duri, jurang
bahkan angin yang meresap dikeheningan waktu
dan juga satu titik cahaya

sungguh kau kah yang berdiri
tersenyum dalam ruang waktuku ?

mungkinkah kau hanya bayang-bayang,
atau angin mendesir
ataukah sebongkah batu berjalan dalam diam?

telah ku telusuri segala jalanmu
kau tak ada
hanya sisakan jejak yang ada jadi cahaya
dikedalaman gelap

ataukah aku yang tak sadar ?
adamu yang diam adalah rasaku.

jogja 2014 

0 komentar