Di kota ini aku
merapatkan segala genggaman
dari getar gemuruh
para pahlawan
dari banyak kata yang
tak usai kujelajahi
di kota belantara aku
terus berjalan
menata kata dan
menata hidup dalam kehidupan
aku kembali membaca
bentuk-bentuk luka
menebar segala cahaya
dan rasa
di atas dingding
setiap asa
dari jejak buku yang
terus aku baca
menuju perkampungan
cahaya
kos bali, 2014
Pengaduan
Matamu mulai nanar
dengan sepi
mengajakku mengembara
rindu yang mengendap
di ruang dada
dari kata yang mulai
menyisahkan luka
sementara tak
kutemukan apa-apa
kecuali tubuh sepi
yang mati
Pada malam aku
mengadu
pada sepi aku bertemu
pada jejak aku
meminta waktu untuk setia
pada perjumpaan di
satu titik yang bernama rahasia
Jogja “UIN SuKa”
2014
(diruang pusi dan pengaduan di muat di indo pos tgl 04 agustus 2014)
Kalender yang tak bisa ku baca
Akan ku catat
Sebelum usia tiada
Bahkan sebelum angin yang meresap
Pada waktu yang menghilang
Sekalipun tentang waktu akan ku
catat dalam diam
Dibenakku banyak tanda Tanya
Sementara untuk ku temui jawab
Dan menemukan kata-kata sudah mulai
tersesat
Pada kekosongan yang tak bermakna
Dikalender tak bermakna
Aku mencoba memasukinya
merapalkan do’a sebelum melangkah
Sementara jalan tak memberi arah
Untuk menemukan huruf-huruf sajakku
yang dulu
Lalu di waktu yang lain
Aku seperti membuat jalan baru
Agar menemukan huruf sajakku
Menjadikaannya kata-kata
Dan berdiri menjadi sajak
Sampai semuanya tak menjadi sia-sia
Jogja 2014
Atau kah aku yang tak sadar ?
di kedalaman matamu
ku pelajari segala jalan berliku
diantara batu-batu, duri, jurang
bahkan angin yang meresap
dikeheningan waktu
dan juga satu titik cahaya
sungguh kau kah yang berdiri
tersenyum dalam ruang waktuku ?
mungkinkah kau hanya bayang-bayang,
atau angin mendesir
ataukah sebongkah batu berjalan
dalam diam?
telah ku telusuri segala jalanmu
kau tak ada
hanya sisakan jejak yang ada jadi cahaya
dikedalaman gelap
ataukah aku yang tak sadar ?
adamu yang diam adalah rasaku.
jogja 2014

0 komentar
Posting Komentar